YaNabi Salam ’Alaika. Ya Rasul Salam ’Alaika. Ya Habib Salam ’Alaika. Sholawatullah ’Alaika. Ya Habibi Ya Muhammad. Ya ’Arusal Khofiqoini. Ya Muayyad Ya Mumajaad. Ya Imamal Qiblataini.
wEQdj.Downloadlagu 123 MP3 Qasidah aceh| (malam jumat) oleh tgk mushaddaq dayah darul huda sawang indah nya kebaikan - download lagu terbaru Qasidah Modern !!! Doa Bak Rabbi- free download lagu mp3 Shahidul Aulia ~ MASJID MADINAH, Qasidah Aceh paling Okee- download lagu mp3 full LANTUNAN SYAIR QASIDAH ACEH BURAQ MEUNARI-downloadMalam Jum'at Ulama Peugah, Lirik Lagu Aceh Berikut ini adalah lirik lagu Aceh Yang Berjudul Malam Jum'at Ulama Peugah Malam Jum’at Malam jeumu’at ulama peugah Jiwoe aruwah u rumoh tangga Jak saweu aneuk nyang ka neukeubah, Lakee seudeukah meusikreek do’a Jak saweu aneuk nyang ka neukeubah, Lakee seudeukah meusikreek do’aaaaa… Geudong bak pinto jaroe meulayang Arwah masa nyan geu ro ie mata Geu ingat aneuk mantoeng di alam, Yue tuloung gobnyan meusikreek do’a Geu ingat aneuk mantoeng di alam, Yue tuloung gobnyan meusikreek do’aaaaa… Bajee ngon ija tinggai keunangan Pat tanyoe pandang oeh meuchein mata Tinggai bak lawah ngon bate nisan Troeh bak kuburan mangat ta tandaaaaaaaa… Makanan mangat tan lee neupeusan Tan lee neusayang rumoh nyang raya Nyang na neuharap nibak masa nyan, Do’a bak tuhan ngon hate ridzha Nyang na neuharap nibak masa nyan, Do’a bak tuhan ngon hate ridzhaaaaa… Ureung nyan tan lee loen bouh tamsilan Ibarat karam lam laot raya Meu apong-apong dalam geulumbang Sebab laot nyan binteh jih hanaaaaaaaa… Tanyoe yang tinggai ta ci tabayang Keu ureung yang ka dalam keureunda Geutanyoe mangat ta eh bak tilam, Tapi di gobnyan lam supot buta Geutanyoe mangat ta eh bak tilam, Tapi di gobnyan lam supot butaaaaa… Masa lam donya mangat that ta eh Bantai meutindeh ngon sipree sutra Oeh watee mate lam kubu ta eh Tanoh keu binteh buboeng keureunda Oleh seubab nyan wahe e rakan Oeh lheuh sembahyang takirem do’a Tanyoe meulake bak sidroe tuhan Supaya gob nyan beumeubahgia Malam jeumu’at ulama peugah Jiwoe aruwah u rumoh tangga Jak saweu aneuk nyang ka neukeubah, Lakee seudeukah meusikreek do’a Jak saweu aneuk nyang ka neukeubah, Lakee seudeukah meusikreek do’aaaaa… Malam Jum'at Ulama Peugah, Lirik Lagu Aceh Bulan Kamu umpana bulan wahai penghulu kami. Wahai keindahan. Wahai keindahan. Engkau sangat indah wahai penghulu kami. Sekian mengenai lirik sholawat qomarun sidnan Nabi lengkap dalam bahasa arab, latin dan artinya. semoga syi'ir qomarun sidnan Nabi ini banyak mendatangkan manfaat bagi pelantun maupun pendengarnya. Wallahu a'lam.
Salah satu shalawat yang sangat masyhur di Indonesia adalah shalawat atau Qasidah Burdah. Syair yang berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad saw, pesan moral, nilai spiritual dan semangat perjuangan, yang sering dibaca saat memperingati maulid Nabi Muhammad saw. Qasidah Burdah juga sering menjadi bacaan rutin di pondok pesantren dan di tengah masyarakat. Qasidah Burdah disusun oleh ulama yang sangat tersohor alim, sufi, dan sangat mencintai Rasulullah saw, yaitu Imam al-Bushiri. Kecintaan Imam al-Bushiri kepada Rasulullah saw sangat tampak dalam syair-syair Qasidah Burdah. Di dalamnya tidak hanya menjelaskan bagaimana cara meningkatkan spiritual dan moral, namun juga mengajarkan hakikat cinta yang sebenarnya kepada Rasulullah saw, sekaligus pengakuan bagi umat Nabi Muhammad saw dalam hal tidak punya amalan apapun yang dapat diandalkan tanpa mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Biografi Singkat Penyusun Imam al-Bushiri bernama lengkap Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri. Ia lahir di desa Dalas, salah satu desa Bani Yusuf di dataran tinggi Mesir pada 609 H. Al-Bushiri kecil kemudian tumbuh di Bushir, desa asal ayahnya. Nisbat atau sebutan al-Bushiri menunjuk pada desa tersebut. Al-Bushiri wafat pada tahun 696 H, ketika berumur 87 tahun dan dimakamkan di dekat makam Syaikh Abil Abbas al-Mursi di kota Iskandaria, Mesir. Sejak kecil al-Bushiri dididik ilmu Al-Qur’an oleh ayahnya secara langsung. Ia besar dari keluarga yang sangat mencinta ilmu. Tidak heran jika ia kemudian menjadi sosok ulama yang sangat alim. Selain dari ayahnya, al-Bushiri juga mengembara untuk mencari ilmu kepada para guru. Di antara gurunya adalah Syekh Abul Abbas al-Mursi, ulama yang dikenal sebagai wali qutb dan murid kesayangan Imam Abu Hasan as-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyah. Ali al-Qari, az-Zibdah fî Syarhil Burdah, [Turki, Hidâyatul Ârifîn 1991], halaman 13; dan Muhammad Yahya, al-Burdah Syarhan wa I'râban, [Damskus, Dârul Bairuti 1999], halaman 6. Semangatnya dalam mencari ilmu menjadikan al-Bushiri sebagai ulama yang sangat alim sekaligus menjadi sufi dan sastrawan. Bukti dari keluasan ilmunya bisa dilihat dari berbagai karyanya, yaitu al-Hamziyyah, al-Haiyyah, al-Daliyyah, Qasîdahtul Mudhriyyah dan Tahdzîbul Fâdil A’miyyah. Namun yang paling terkenal adalah al-Kawâkibud Duriyyah fî Madhi Khairil Bariyyah yang lebih populer disebut dengan nama Qasidah Burdah. Kemasyhuran Qasidah Burdah tidak lepas dari peran penulisnya yang sangat ikhlas dan penuh kecintaan disertai harapan syafaat kepada Rasulullah saw, sehingga menjadikan tulisannya sangat dikenal dan selalu menggema di belahan dunia. Bahkan Qasidah Burdah tidak hanya menjadi bahan bacaan, namun juga menjadi salah satu kitab yang banyak disyarahi oleh ulama. Di antara ulama yang mensyarahinya adalah, Syekh Ali al-Qari, Imam al-Baijuri, Syekh Badruddin Muhammad al-Ghazi dan ulama lainnya. Sejarah Qasidah Burdah Dalam Muqaddimah Syarhul Burdah karya Imam al-Baijuri diceritakan, penulisan Qasidah Burdah bermula ketika Imam al-Bushiri menderita sakit lumpuh. Ia tidak dapat melakukan apa pun, hanya berdiam tanpa dapat melakukan apa-apa. Akhirnya Imam al-Bushiri mengisi kekosongan waktunya dengan menulis pujian-pujian indah tentang Nabi Muhammmad saw dengan harapan agar mendapatkan syafaat darinya, sebagaimana dijelaskan رُوِيَ أَنَّهُ أَنْشَأَ هَذِهِ الْقَصِيْدَةَ حِيْنَ أَصَابَهُ فَالِجٌ، فَاسْتَشْفَعَ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى. وَلَمَّا نَامَ رَأَى النَّبِي فِي مَنَامِهِ، فَمَسَحَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ بَدَنَهُ فَعُوْفِيَ Artinya, “Diriwayatkan sesungguhnya Imam al-Bushiri menggubah Qasidah Burdah ini ketika sedang menderita sakit lumpuh, kemudian ia memohon syafaat kepada Allah swt dengannya. Lalu ketika tidur, beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad saw, kemudian Nabi Saw mengusap badan al-Bushiri dengan tangan yang penuh berkah, dan setelah itu al-Bushiri pun sembuh.” Al-Baijuri, Syarhul Burdah, [Mesir, Maktabah ash-Shafa 2001], halaman 3. Setelah bangun dari tidurnya dalam kondisi sehat, banyak orang mendatangi rumahnya, dan kemudian berkata “Wahai Tuanku, saya berharap Engkau bisa memberikan qasidah yang di dalamnya ada pujian kepada Rasulullah.” “Qasidah mana yang Engkau kehendaki?”, jawab Imam al-Bushiri. “Qasidah yang diawali dengan syair amin tadzakkuri jirânin”, kata mereka. Kemudian Imam al-Bushiri memberikannya. Setelah itu, banyak orang mengambil berkah darinya sekaligus menjadikannya sebagai wasilah untuk kesembuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Baijuri, bukan berarti memohon keselamatan dan kesehatan dengan lafal-lafal yang ada dalam Qasidah Burdah dan menganggapnya memiliki otoritas untuk menyembuhkan penyakit, namun murni bertawassul kepada Rasulullah saw dengan perantara Qasidah Burdah. Lebih lanjut Imam al-Baijuri menegaskan أَصْبَحَ النَّاسُ يَتَبَرَّكُوْنَ بِهَا وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهَا، عَلَى أَنَّ الْاِسْتِشْفَاءَ بِهَا لَيْسَ اسْتِشْفَاءً بِأَلْفَاظِهَا، وَاِنَّمَا هُوَ اِسْتِشْفَاءً بِرَسُوْلِ اللهِ Artinya, “Banyak orang mengambil berkah Qasidah Burdah dan memohon syafaat dengannya, berdasarkan prinsip bahwa permohonan syafaat dengannya bukan dengan lafal-lafalnya, akan tetapi hupada hakikatnya adalah memohon syafaat dengan Rasulullah saw.” Al-Baijuri, Syarhul Burdah, halaman 4. Kelebihan qasidah yang satu ini dibandingkan dengan qasidah lain terletak dari cara penyusunannya. Imam Al-Bushiri tidak hanya menulis pujian-pujian yang ditunjukkan kepada Rasulullah saw dan peningkatan spiritualitas kepada Allah, namun juga menjelaskan kelahiran Rasulullah saw, mukjizat-mukjizat Al-Qur’an, nasab dan keturunan Rasulullah saw, mengingatkan manusia dari bahaya hawa nafsu, menceritakan Isra’ Mi’raj, menjelaskan jihad dan peperangan Rasulullah saw, juga menjelaskan tawasul dan permohonan syafaat, kemudian ditutup dengan munajat dan ungkapan perasaan hina di hadapan Allah swt. Teks lengkap Qasidah Burdah dan bacaan-bacaan Maulid lainnya bisa diakses di NU Online Super App Android dan iOS. Keutamaan Qasidah Burdah Diceritakan dalam kitab az-Zubdah fî Syarhil Burdah, bahwa suatu saat ada orang sakit mata sangat parah, kemudian ia bermimpi seakan mendengar ucapan خُذْ مِنَ الْبُرْدَةِ وَاجْعَلْهَا عَلَى عَيْنَيْكَ Artinya, “Ambillah Qasidah Burdah, kemudian letakkan di depan matamu.” Setelah terbangun, ia mengadukan mimpinya kepada Syekh al-Wazir. Kemudian Syekh al-Wazir berkata kepadanya “Qasidah Burdah adalah pujian-pujian kepada Rasulullah, ia bisa menjadi media untuk berobat.” Setelah itu Syekh al-Wazir mengambil Qasidah Burdah dan menyuruh orang itu untuk duduk. Kemudian beliau meletakkan Burdah di depan matanya. Atas izin Allah, penyakit orang tersebut sembuh saat itu juga. Tidak hanya itu, Qasidah Burdah juga bisa dijadikan media untuk memohon kepada Allah agar dipenuhi segala kebutuhan, sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Ali al-Qari وَهِيَ مُجَرَّبَةٌ عِنْدَ طَلَبِ الْحَاجَاتِ وَنُزُوْلِ الْمُهِمَّاتِ Artinya, “Qasidah Burdah sangat mujarab dijadikan media untuk memohon pemenuhan berbagai hajat dan suksesnya berbagai kepentingan.” Ali al-Qari, az-Zubdah, halaman 13. Karenanya, menurut Syekh Ali al-Qari alasan di balik penamaan qasidah ini dengan nama “Burdah” yang berarti kain selimut, baju, karena qasidah ini dapat menjadi penyebab seseorang selamat dari berbagai cobaan, dan dapat menjadi media penyembuhan berbagai penyakit, sebagaimana baju yang bisa menjadi pelindung dari panasnya terik matahari dan lainnya. Sebagaimana telah dijelaskan, membaca Burdah bukan berarti memohon keselamatan dan kesehatan dengan menuhankan lafal-lafal yang ada di dalamnya, apalagi beranggapan burdah merupakan penyebab dari kesembahan tersebut, namun murni bertawasul kepada Rasulullah saw dengan memujinya dengan membaca Qasidah Burdah, dengan harapan semoga semua kebutuhan dan keinginan dipenuhi oleh Allah. Cara Baca Qasidah Burdah Qasidah Burdah merupakan salah satu bacaan yang dibaca dalam rangka mengungkapkan kerinduan Rasulullah saw, meneladani sirahnya, sekaligus menjadi media untuk meningkatkan spiritualitas, maka hendaknya dibaca di tempat yang layak, penuh adab dan sopan, serta dalam keadaan suci. Sebab, mengagungkannya sama dengan mengagungkan yang tokoh bacanya, yaitu Rasulullah saw. Adapun cara pengamalannya secara khusus yaitu dengan beberapa tahap sebagai berikut Pertama, membaca surat al-Fatihah dengan dihadiahkan kepada Rasulullah saw dan Imam al-Bushiri. Kedua, mengajak orang lain untuk bersama-sama membaca shalawat kepada Rasulullah saw, dengan membaca ayat sebagai berikut إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا الأحزاب 56 Artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” QS al-Ahzab 56. Ketiga, untuk setiap bait tertentu dari beberapa bait yang ada dalam Qasidah Burdah dimulai dengan membaca shalawat sebagai berikut مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا *** عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ Artinya, “Wahai Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat penghormatan dan keselamatan atas kekasih-Mu Nabi Muhammad saw, makhluk terbaik di antara seluruh makhluk.” Demikian biograsi singkat penyusun, latar belakang penyusunan, dan keutamaan Qasidah Burdah. Semoga bermanfaat. Wallâhu a’lam bisshawâb. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan, Kokop, Bangkalan.LirikSholawat, Allahumma Sholli ‘ala sayyidinaa, Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa, Wa ‘afiyatil abdaani wa syifaa ihaa, lengkap terjemahan. Kumpulan 5 Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW untuk Amalan Malam Jumat dengan Tulisan Latin X. Keutamaan membaca sholawat. Sejumlah ulama juga berpendapat lirik sholawat Tibbil Jakarta, NU Online Jombang Panitia Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama NU resmi meluncurkan qasidah muktamar di Gedung PBNU, pada Rabu 15/12/2021. Qasidah yang menjadi official song itu ditulis langsung oleh Rais Syuriyah PBNU KH Afifuddin Muhajir dan diaransemen oleh seniman dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Lesbumi Nahdlatul Ulama Sastro Adi. Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 NU, Muhammad Imam Aziz menilai qasidah tersebut sebagai pengingat kepada warga Nahdliyin bahwa NU adalah organisasi yang didirikan dan dicita-citakan oleh para auliya dan alim ulama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara, sebagaimana penggalan dalam lirik lagu yang di-launching. “Jadi, qasidah ini untuk memberi semangat kembali bahwa NU kini sudah 100 tahun sehingga perlu diperbaharui lagi semangatnya. Nah, ini sangat luar biasa sekali,” kata Kiai Imam Aziz dalam tayangan Launching Official Song Muktamar Ke-34 NU yang disiarkan di TVNU, Rabu 15/12/2021. Berikut lirik Qasidah Muktamar Ke-34 NU الحمد لله مربي العالمين * وصلاته أبدا على النور الأمين Alhamdulillāhi murabbil ālamīn, washalātuhu Abadan alan Nūril Amīn Segala puji bagi Allah Sang Pengatur alam semesta. Semoga rahmat ta'dhim Allah selamanya tercurahkan untuk sang cahaya yang terpercaya, Nabi Muhammad. والآل والصحب الكرام الطاهرين * والتابعين لهم بخير أجمعين Wal ā-li wash-shahbil kirāmith thāhirīn, wattābi’īna lahum bikhairin ajma’īn Juga tercurahkan untuk semua keluarga dan sahabat Nabi yang luhur nan suci, serta para pengikutnya. فضل من الله على هذي البلاد * سكانها جلا فكانوا مسلمين Fadlum minallāhi alal hazhil bilād, sukkānuhā jullāng fakānū Muslimīn Adalah anugerah dari Allah untuk negri ini, mayoritas penduduknya adalah kaum muslim. أسعد بهم أيمن بهم في دولة * قويت وذبت مفعمة بالناهضين As’id bihim aimin bihim fi daulatin Quwiyat wazhubbat muf’amah binnāhidlīn Betapa bahagia dan beruntung mereka, ada di sebuah negara yang kuat dan dibela penuh oleh Nahdliyyin. يا نهضة العلماء أنت وسيلة * يوصل بها لرضاء أرحم راحمين Ya Nahdlatal Ulamā-i anti wasilatun Yūshal bihā liridlā-i Arhami Rāhimin Wahai Nahdlatul Ulama, engkau adalah wasilah yang mengantarkan pada ridha Allah, Dzat Maha Pengasih. تأسيسها تم على أيدي الكرام * علمائنا فقهائنا والعارفين Ta’sisuhā tamma alā aidil kirām Ulamā-ina fuqahā-ina wal ārifīn Nahdlatul Ulama berdiri kokoh di tangan para ulama, fuqaha dan arifin billah. فلهاشم بن أشعري هو شيخنا * قام بها ويعينه عون المعين Falahāsyimubnu Asy’ari huwa syaikhunā Qāma bihā wayu’īnuhu aunul mu’īn Sungguh KH. Hasyim Asy'ari yang ia adalah guru kita semua. Beliaulah pendiri Nahdlatul Ulama atas pertolongan dari Allah SWT. رحم امرأ الله جل جلاله * يخدم بإخلاص لها والعاملين Rahimam ra’an Allāhu jalla jalāluhu Yahdum biikhlāshi lahā wal āmilīn. Semoga Allah merahmati mereka yang dengan ikhlas berkhidmat untuk NU serta beramal baik di dalamnya. وسيجتمع علماؤها زعماؤها * في مؤتمر وسيبحثن بعد حين Wasayajtami’ ulamā-uha, zu’amā-uha fi Mu’tamar wasayabhatsunna ba’da ḥīen Para ulama dan pimpinan Nahdlatul Ulama akan segera berkumpul dalam sebuah muktamar. Mereka akan mencari solusi atas problematika umat. والله نرجو أن يجمع شملنا * مع منة بقيادة الرأس الأمين Wallāhu narjū ayyujamma’ syamlanā ma’ minnatin biqiyādatir ra’sil amīn. Duhai Allah, kumpulkan kami dalam keagungan anugerah. Dengan kepemimpinan dari para pemimpin yang terpercaya. Editor Ahmad malamjum at ulama peugah diwoe arwah urumoh gata #qasidahaceh#syairindah#malamjumatulamapeugah#qasidahmerdu#qasidahindah
YaNabi Salam ’Alaika. Ya Rasul Salam ’Alaika. Ya Habib Salam ’Alaika. Sholawatullah ’Alaika. Ya Habibi Ya Muhammad. Ya ’Arusal Khofiqoini. Ya Muayyad Ya Mumajaad. Ya Imamal Qiblataini.
wEQdj.